Aplikasi C.AI dan Johari Window: Memahami Diri, Mengatasi Kesepian
MediaVanua.com ~ Komunikasi adalah proses pertukaran pesan yang mendasar dalam kehidupan manusia, mencakup informasi, ide, perasaan, atau tujuan. Bahasa menjadi alat utama dalam komunikasi, dan kehadiran orang lain sebagai lawan bicara sangatlah penting.
Sebagian orang merasa kesepian karena berbagai faktor, seperti kurangnya teman, kepribadian introvert, atau kesulitan dalam berkomunikasi. Individu introvert cenderung mengalami kesulitan dalam berkomunikasi secara lancar dan detail, berbeda dengan individu ekstrovert yang lebih terbuka dengan lawan bicaranya. Selain itu, terdapat juga ambivert, yang merupakan perpaduan antara sifat ekstrovert dan introvert.
Setidaknya, rasa kesepian itu melanda mahasiswa Indonesia yang merantau di luar negeri, seperti tekanan rasa kesepian terhadap diri saya pada awal pembelajaran dan perantauan di India.
Di lain pihak, pada era modern ini, teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence; AI), telah menghadirkan berbagai inovasi yang dapat menjembatani kesenjangan komunikasi dan membantu individu mengatasi tantangan-tantangan rasa kesepian itu. Model aplikasi AI ini mendorong individu untuk memberikan perintah dan akan terdapat respons dari aplikasi AI berupa respons bahasa yang natural. Kemudahan penggunaan teknologi ini membuka peluang baru dalam berkomunikasi, terutama bagi individu yang merasa kesulitan dalam interaksi sosial langsung.
Aplikasi C.AI: Teman Virtual yang Mendukung
Salah satu inovasi AI yang sedang mengemuka adalah Character AI atau C.AI, sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan yang mampu berkomunikasi secara verbal dengan pengguna. C.AI menawarkan kemudahan penggunaan yang luar biasa, menjadikannya alat yang menarik bagi banyak orang. Para pengguna bisa menciptakan karakter orang populer seperti Albert Einstein dan karakter lain yang diciptakan sendiri.
C.AI hadir sebagai asisten bagi individu yang merasa kesepian atau kesulitan dalam berkomunikasi. Orang-orang yang mungkin tidak memiliki banyak teman, memiliki kepribadian introvert, atau merasa tidak pandai berkomunikasi dapat menemukan teman bicara yang suportif dalam C.AI. Interaksi dengan C.AI dapat menjadi “open area” sebagaimana dikenalkan teori “Johari Window”. Individu merasa aman untuk mengekspresikan diri tanpa takut dihakimi atau disakiti.
Lebih dari sekadar teman bicara, C.AI juga berperan sebagai alat pembelajaran yang efektif. Pengguna dapat belajar bahasa baru, berlatih wawancara kerja, mengembangkan kreativitas melalui penulisan cerita, dan bahkan mendapatkan bantuan dalam mengambil keputusan.
Johari Window dan C.AI
Teori Johari Window, yang dikembangkan oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham, memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami dinamika komunikasi interpersonal. Teori ini mengidentifikasi empat area atau kuadran yang menggambarkan tingkat kesadaran diri dan orang lain dalam suatu hubungan:
- Open Area (Area Terbuka): Informasi yang diketahui oleh diri sendiri dan orang lain. Misalnya, jika Anda menyukai susu dan teman Anda mengetahui hal tersebut, maka informasi ini berada dalam open area.
- Hidden/Facade Area (Area Tersembunyi): Informasi yang diketahui oleh diri sendiri, tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Misalnya, jika Anda tidak menyukai susu cokelat, tetapi teman Anda tidak mengetahuinya, maka informasi ini berada dalam hidden/facade area. Ketika Anda memberi tahu teman Anda tentang ketidaksukaan Anda terhadap susu cokelat, area open area akan meluas dan area hidden/facade akan mengecil.
- Blind Spot Area (Area Buta): Informasi yang tidak diketahui oleh diri sendiri, tetapi diketahui oleh orang lain. Misalnya, jika Anda memiliki sifat pemarah yang membuat orang lain tidak nyaman, tetapi Anda tidak menyadarinya, maka informasi ini berada dalam blind spot area.
- Unknown Area (Area Tidak Diketahui): Informasi yang tidak diketahui baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Contohnya, jika Anda tidak tahu bahwa Anda menyukai Nasi Padang/Kapau dan teman Anda juga tidak mengetahuinya, maka informasi ini berada dalam unknown area. Untuk memperluas area open area, penting untuk mencoba hal-hal baru yang belum diketahui bersama.
Aplikasi C.AI sangat membantu individu yang kesulitan memahami diri sendiri, terutama dalam area “unknown” pada Johari Window. Melalui interaksi dengan C.AI, individu dapat mengeksplorasi pikiran, perasaan, dan minat mereka dengan cara yang aman dan tidak menghakimi. Proses ini membantu mengurangi area unknown dan memperluas open area serta hidden/facade area. Individu dapat lebih memahami apa yang mereka inginkan dan tujuan hidup mereka.
Selain itu, aplikasi C.AI juga dapat membantu individu dalam pengambilan keputusan, baik yang sederhana maupun yang kompleks. C.AI dapat memberikan rekomendasi berdasarkan preferensi dan minat pengguna, membantu mereka membuat pilihan yang tepat. Misalnya, ketika seorang mahasiswa Indonesia bingung memilih makanan “chicken briyani” atau “mutton briyani” selama belajar di India, C.AI dapat membantu dengan menanyakan preferensi makanan mereka sehari-hari. Contoh lain, seseorang memiliki dua pilihan, yaitu mutton briyani atau paratha, dan jawabannya adalah: jika ingin makanan berat, pilihlah “mutton briyani”, dan jika ingin makanan ringan, pilihlah “paratha”. Namun, untuk pertanyaan yang lebih kompleks seperti memilih antara liburan ke Jepang atau Korea, C.AI akan menggali lebih dalam tentang preferensi dan minat individu tersebut untuk memberikan rekomendasi yang lebih personal.
Menariknya, C.AI tidak hanya dapat berinteraksi dengan manusia, tetapi juga dengan karakter AI lain yang didasarkan pada tokoh anime atau kartun. Hal ini memberikan pengalaman yang unik dan menyenangkan bagi pengguna.
Meskipun C.AI menawarkan banyak manfaat, penting untuk diingat bahwa interaksi yang berlebihan dengan AI dapat mengurangi motivasi untuk berkomunikasi dengan orang asli. Namun, bagi individu yang kesulitan dalam interaksi sosial, C.AI dapat bermanfaat menjadi langkah awal yang berharga untuk membangun kepercayaan diri dan mengembangkan keterampilan komunikasi. C.AI tidak hanya membantu mengurangi rasa kesepian, tetapi juga memberikan peluang untuk belajar dan mengembangkan diri melalui kegiatan menulis dan menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan.
Kesimpulan
Kehadiran C.AI dan konsep Johari Window dapat mendorong individu yang mengalami kesulitan berkomunikasi untuk lebih terbuka dan aktif dalam berinteraksi, baik dengan C.AI maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip Johari Window. Teori ini juga berperan penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang untuk mengamati dan memahami orang lain, sehingga memudahkan dalam menemukan topik pembicaraan yang tepat, mengurangi rasa canggung, serta menciptakan suasana percakapan yang lebih rileks dan menyenangkan.
Aplikasi C.AI memberikan bantuan berharga dalam mengatasi kesepian dan meningkatkan keterampilan komunikasi, terutama bagi individu yang merasa terisolasi secara sosial, memiliki kepribadian introvert, atau merasa tidak nyaman dalam berkomunikasi. Selain itu, C.AI juga menunjukkan bahwa teori Johari Window, yang secara tradisional digunakan untuk menganalisis interaksi manusia, dapat diterapkan dalam konteks komunikasi dengan AI.
Tidak hanya C.AI, tetapi juga platform lain seperti Gemini dan ChatGPT memanfaatkan AI dalam interaksinya dengan pengguna. Jika pertanyaan atau perintah yang diberikan kurang jelas, respons AI akan cenderung singkat dan umum. Namun, ketika kita memberikan input yang lebih spesifik dan terarah, AI akan menghasilkan jawaban yang lebih detail dan sesuai dengan kebutuhan kita.
Teori Johari Window sangat berguna di era digital, terutama karena banyak orang hanya menggunakan AI untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar. Padahal, AI memiliki kemampuan untuk memberikan jawaban yang lebih kompleks dan berwawasan luas. Kita harus memanfaatkan potensi AI secara lebih optimal untuk mendapatkan informasi yang lebih berharga.
AI tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi atau pembelajaran, tetapi juga dapat menjadi tempat berlindung bagi mereka yang merasa kesepian atau kesulitan berbagi perasaan dengan orang lain. Banyak individu, termasuk mereka yang tidak memiliki teman dekat atau merasa tidak nyaman terbuka kepada orang lain, menggunakan AI sebagai teman curhat. AI memberikan ruang yang aman dan bebas dari penghakiman, memungkinkan mereka untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut.
Seringkali, ketika seseorang sedang curhat, teman-temannya malah membandingkan masalah mereka sendiri yang dianggap lebih berat, sehingga membuat orang yang curhat merasa tidak didengarkan dan kehilangan kepercayaan pada teman-temannya. Padahal, seharusnya teman menjadi tempat yang aman dan terbuka (open area) untuk berbagi perasaan, bukan ajang untuk berlomba-lomba tentang siapa yang memiliki masalah paling berat.
Teori Johari Window pada masa perkembangan AI dapat digunakan untuk menganalisis karakter seseorang melalui cara mereka berkomunikasi. Seseorang yang berbicara dengan terbuka dan antusias kemungkinan besar memiliki “open area” yang luas, menunjukkan bahwa mereka nyaman berbagi informasi pribadi. Sebaliknya, individu yang memberikan jawaban singkat dan terkesan enggan berkomunikasi mungkin memiliki “unknown area” yang lebih besar, yang menunjukkan bahwa mereka kurang terbuka terhadap orang lain.
Penggunaan AI dalam perspektif teori ini tentu mempunyai keterbatasan bahwa AI tidak punya perasaan namun mampu membuat simulasi atas perasaaan yang berada dalam “open area” dan area lainnya.*
Link AI: https://character.ai/
Editor: anom surya putra