Cerita: Kerumunan adalah Neraka (4)
RAISA
Syukurlah, Bu Raisa Kepala Desa bergerak cepat. Anggaran pemerintahan Desa sudah beres.
Tiga bulan kedepan cukup untuk membuat dapur umum dan bangunan isolasi. Desa akan tampak gagah mengikuti protokol kehidupan yang penuh marabahaya ini.
Bagi sebagian warga pemudik, seperti anaknya Sari, akan diberi fasilitas untuk mengasingkan diri di pojok kesunyian dan mendengarkan suara sesak napasnya sendiri.
Memang gaya kepemimpinan Bu Raisa ini mirip Presiden Eropa Timur. “Selama pagebluk di Desa, saya kontrol semua rumah warga, tidak boleh ada yang bahagia. Yang merasa bahagia itu orang yang tidak tahu misi hidupnya. Misi hidup kita itu jelas. Terlahir untuk berjuang, bukan liburan.”
Kelompok oposisi di Desa pun mundur sesaat sambil tetap mengintai kesalahannya.
Bertolakbelakang dengan Mudra yang enggan bergosip politis. Ia hobi main gitar dan penggila instrumentalia rock. Lebih suka mencintai seseorang dalam diam daripada menyatakannya.
(Bersambung)