Puisi: Sepertiga Malam
senja tak mungkin ditolak
mentaripun perlahan rebah di balik bukit
tak terhitung berapa jauh sudah melangkah
namun tersesat dari jalan-Mu
terseok-seok di atas punggung bumi
dan terlunta di tengah duri-duri kehidupan
saat aku tengadah
dalam hutan bambu langit sudah gelap
dedaunan berguguran di pangkuanku
begitu sulit menghapus bayang-bayang dosa
hingga dalam gulita meraba semak belukar
hati seakan sirna dilanda goncangan
akibat terasing dari kesucian ramadhan
apa yang harus kulakukan
saat mencoba menutupi ratap di belantara
yang tiada daya di tengah jenggala kesunyian
tersungkur di lembah malam
seraya mengetuk pintu-Mu di atas nabastala
tuk menyingkap tabir fajar yang suci
agar menghirup udara dari bibir-bibir daun
saksikan burung menari dan bernyanyi
terjauh dari berbagai penyakit hati
terhindar dari uban perbudakan nafsu
awan pun tumpah ruah dari binar netra
Jakarta, Al-Muhajirin, 11 April 2023. URE.